Sabtu, 22 Mei 2010

Sebuah Ujian yang Mengingatkan

Satu kenyataan pahit bahwa tubuh saya mulai protes. Dua tahunan saya mentidakacuhkan pertumbuhan sel tidak normal di salah satu bagian tubuh saya. Saya kira terapi yang putus di tengah jalan saat itu cukup kuat untuk mencegahnya tumbuh. Bisa saja itu terjadi, asal gaya hidup saya mendukung.
Tapi, Allah. Saya sadar saya salah. Ketidakacuhan selama dua tahun ini tidak saya sertai dengan sugesti positif dan gaya hidup mendukung. Makanan racun saya konsumsi. Lemak saya tumpuk dalam tiap inchi lapisan bawah kulit saya. Bagaimana saya bisa menjadi sehat kalau begitu?
Dan pada suatu malam ketika saya menyadari bahwa keadaannya kian menghawatirkan, saya pun meniatkan untuk serius kali ini.
Hfffh.. beberapa hari ke depan saya harus menjalani rangkaian tes di rumah sakit. Saya takut mengetahui kenyataan. Bagaimana kalau stadiumnya sudah dua tiga atau empat? Rasanya ada sesuatu yang menyesak dada saya kalau memikirkan kemungkinan itu. Tapi saya harus yakin, saya bisa sembuh. Saya belum menjemput takdir saya. Bismillah. Biidznillah...

1 komentar:

Daris mengatakan...

den? ayo poting blog maneh....