Rabu, 24 Maret 2010

Jemari yang Menari

Membiasakan kembali untuk mengasah sisi linguistik lewat jari yang menari lama. Setelah terlenakan jejaring sosial yang hanya menyediakan sedikit tempat untuk ungkapan hati, akhirnya blog yang sempat mati ini mencoba dihidupkan kembali. Sungguh rindu rasanyamenjadi orang yang sanggup menulis berlembar-lembar kertas tanpa merasa jemu.
Memang susah kembali ke kebiasaan lama. Tapi kalau tak dicoba, bagaimana bisa? :) baiklah... saya sudah bertekad. Otak ini harus tetap melesatkan pijaran2 pemikirannya. Agar tak beku. Agar tak berkarat bagai pissau yang tak diasah. Semangat menulis lagiiii...!!!!!